Feb 24, 2009

Happy Birthday Mak Lin..!

Feb 23, 2009

Happy Birthday Joni!

Feb 17, 2009

Outing Terakhir :D - Paint Ball

Yeah... minus me! Outing Outbound (baca TEAM BUILDING) terakhir niyh ..karena from now onward there will be no more OUTING huhuuhuhuhu... Saving Budget katanya. Jadi OUTING adalah salah satu item yang di delete di daftar acara-acara yang perlu di cut selain birthday cake.. *cedih*

LEMBANG-BANDUNG, October 2008

Sedih juga gak ngikut Outing terakhir kemaren, apa boleh buat terlalu berat ninggalin my bibeh di rumah, Papanya juga kasian siyh xixiixixixixi... Abisna gak boleh bawa misua n bibeh sihhh coba kalo bolehh pasti ikyutttt dah... **yeeh itu semua jg maooo...**

Uhmm seru banget karena ada acara ber Paint Ball ria... kemajuan lho pada mau ikutan this kind of game wekekkekekeke.. secara ibu-ibuk kita di sini inih pada sayang sekali ma kulitna yang pada muyus-muyus and seksoii... atut rusak.. hohohoho... Pegelnya gak seberapa, biaya perawatan mukanya itu bow yang gak nahaaann wekekkekee... emangnya aye.. pake sabun colek juga jadi yg penting muka ga berdaki...xixixixixxii... *parah*

Liat aje nih gayanya.. ck..ck..ck.. gaye lu pade tong..tong...
**photo & edited by Lina Gunawan**

Mimi and Elvira kok tampangnya melas gitu yak..? ayo semangat donk kalo mau perang..belum apa-apa dah pasang tampang kalah wkwkwkwkkwkwkwkkww... tampang takut mati neh... huuuww...
haiyaaahhh mas..mas..eh ko'... itu kandang di tutup dulu lohhh kalo mau perangg... tar ketembak duluan gimana donkk...
Gaya sih dah meyakinkan..beneran kayak tentara Vietnam...

----------

Foto mulu kapan perangnya uii...
**photo & edited by Indra Utomo**


Until we meet again, mate!

Dedicated to KARIN, MURNI, ELVIRA, LINDAH and INDRA..


Akhirnya hari itu tiba juga.. Ada waktunya bertemu ada pula waktunya berpisah..but as above poem said, Farewell is not Goodbye... cieee... :D

And ini foto-foto farewell-an nya Karin yang mengundang kita-kita untuk makan-makaaaaaaaaaan di Sudirman Park.. tappi minus ELVIRA and INDRA niyh.. uhmm...sesungguhnya saya sudah membayangkan tempatnya pasti sangatlah indah and yomantiss..karena as the EO said "Ms Acen binti Wuri Pankaj, kafenya di tepi swimming Pool gituhh.. pasti semilir and soejok...soejokk..

Tapi ternyata oh ternyata.. emang bener lho di tepi kolam wakakakaa... no further comment ah..

Udah pada laper berat ceritanya, mana dingin pula angin and udaranya...**udara ma angin sama ga yah?** Jadi tiap ada makanan yang keluar langsung deh hap..hap..hap.. nah Esther tuh paling duluan n cepet ngabisin wakakkaakakaa... **ampun ther...^:)^**


Uhmm yang ini gw gak tau kenapa? mugnkin manifestasi dari saking lapernya jadi beginilah..:D **sebetulnya lu ngapain ya mi? :-?**
Sambil nunggun makanan dateng, buat menghibur-hibur cacing-cacing yg udah pada nge-miskol di perut, mari kita toast duyuuu... cheeerrrrsss........ !!Free Smiley Courtesy of www.millan.net

Dari atas niyh, niat banget si Acen naek ke atas pake muter-muter..lama bgt nyampenya hihihhi... "Cen...daleman lu kliatan tyuuhhh...."

Acara pemberian cindera mata, diwakilkan oleh Acen binti Wuri Pankaj..

Ehh lhoo..kok Esther ngiri?? "aku jugaa mauuuuuuuuuuu.....3:-O"
BUKA KADO
...buka kadonya..buka kadonya....buka kadonya sekarang juga...Free Smiley Courtesy of www.millan.net


"aah....tidaaaaaaakkk........." *lho???* hahahhaa...expresinya Karin keren bin mantabzz...wkwkwkkwkww...:)) padahal cuma dapet Frame berisi foto-fotoo doi barengan sekantor, tapi kayak dapet duit sekarung dr langit xixixixiixixxii...

"ini lhoooo..... bagus yahh..."

**pura-pura gak liat hiasan LOVE di tembok** jelekbuanget asli!!:-<wehehehehe..
Kado buat Mama Bryan.. duh maap Cen, lu jadi kayak penampakan kliatan tanganya doank :D


"punyaku kayak giniihhh...."
Yang ini Lindah binti Kwe <:-P
"Asyyiiikk...tar di rumah ganti foto-fotonya Joe and the gank ahh..."Free Smiley Courtesy of www.millan.net

Karin menyampaikan sepatah dua patah kata..tapi kayaknya lebih dari 10ribu kata sampe-sampe ajudannya dibelakang ketiduran.. hebat tidurnya sambil berdiri.. **berdecak kagum**


PUNCAK ACARA...hajarr bleeeh...berhubung batere digicam keburu abis, jadi cuma sempet capture si ibu satu ini yang lagi asyik menunaikan hasrat laparnya... padahal datengnya belakangan lho.. wew! :D

"wiihh gila niyh enak banget ini makanan... geli-geli gimana gituuhhhh..."
Free Smiley Courtesy of www.millan.netGak tau kan lu Kum kalo foto lu aye ambil diem-diem hihiihhiihih...... girang banget kayaknya wekekkekek...awas kering banyak angin!Free Smiley Courtesy of www.millan.net

Sanny : "duuuhh Nury..pada denger gak yahh barusan gw kent*t...."
Nury : "ahh cuek aja Sannn.. gw mah dah biasa itu..kok bisa samaan ya, paling 5 detik selisih waktunya ma gw..."
aihhh..Sulaiman, minum es krim aja sampe fly gitu...


Selanjutnya acaranya berbondong-bondong negokin aparetemennya Acen.. tapi berhubungan yang di tebengin *sanny.red* udah di jemput..jadi kita berdua gak jadi ikutan deh..kapan-kapan aje deh Wur ya..kalo pas ada Pankaj doank di apartemen...upppsss....

Sekian laporan dari sayah..
special to KARIN, tengkiu so much buat traktiran makan nya yaah....So long.. till we meet again, n KEEP in touch!!
We're gonna miss you, dancing queen....!!
Free Smiley Courtesy of www.millan.net

Feb 12, 2009

Sang Malaikat Telah Menyelesaikan Tugasnya


Kisah nyata tentang kehidupan gadis kecil yang bernama Olivia
________________________________________________________________________
Pengantar Redaksi: Dalam terbitan Warta RC minggu lalu dimuat suatu ucapan belasungkawa atas berpulangnya Olivia Laurencia, 10 tahun, keponakan dari Jelly Lim, anggota Dewan Paroki Regina Caeli. Banyak Warga RC yang menyempatkan diri melayat di rumah duka ikut menitikkan air mata tapi sekaligus diteguhkan iman mereka mendengar kisah hidup Olivia yang berjuang melawan penyakitnya sejak usia satu setengah tahun. Berikut adalah kesaksian yang ditulis oleh salah seorang kerabatnya. Semoga kesaksian ini membawa kita pada permenungan yang mendalam tentang makna hidup kita masing-masing.
______________________________________________________________________________________
Tiga Juli 1999, tangis bayi memecah kesunyian. Sang bayi mungil lahir ke dunia membawa kebahagiaan bagi pasangan Jimmy dan Aiwan. Kulit putih kemerah-merahan, mata yang sungguh indah, bahkan ia memiliki bobot tubuh yang cukup besar dibandingkan ukuran normal bayi yang baru lahir. Semua orang yang melihat memuji sang bayi cantik yang kemudian diberi nama Olivia Laurencia dengan nama kecil Ping Ping ini. Yah, ini adalah mahakarya yang sungguh indah dari Tuhan bagi keluarga muda itu.
Sang bayi mungil tumbuh cepat dan makin cantik dari waktu ke waktu. Babak baru kehidupannya dimulai ketika umur satu setengah tahun. Saat anggota keluarga yang lain melihat adanya kelainan penglihatan pada Oliv kecil, segera mereka memeriksakannya ke dokter. Bagaikan disambar petir mereka harus menerima kenyataan bahwa Olivia divonis menderita kanker mata, atau istilah kedokterannya penyakit Retina Blastoma. “Biasanya untuk penyakit begini umurnya paling sekitar 2 tahun lagi,” demikian kata sang dokter yang terus terngiang-ngiang di ingatan orangtuanya.

Bergelut dengan Pengobatan

Berbagai pengobatan mulai dijalani, bahkan pengobatan sampai ke luar negeri. Dokter menyarankan agar bola mata kiri yang terkena kanker segera diangkat. Namun sang papa bersikeras untuk tidak mengambil jalan itu. “Dia seorang anak gadis, bagaimana dia menghadapi hidupnya kelak dengan mata palsunya. Jalan ini juga tidak bisa menjamin 100% sel kanker itu hilang begitu saja. Mata dia sungguh indah, semua orang juga mengakuinya,” berontak sang papa. Akhirnya dipakailah cara kemotherapy untuk mematikan sel-sel kanker yang telah tumbuh itu. Saat sang putri kesayangan teriak menahan sakit yang dideritanya, sang papa tidak kuat menerima kenyataan itu bahkan ia membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.
Menurut pengakuannya meski sudah dibaptis dan menjadi pengikut Kristus, Jimmy dan Aiwan belum menjadi pengikut Kristus yang sesungguhnya. Untuk pergi ke gereja pun kadang masih agak ogah-ogahan. Tepatnya hanya menjadi umat yang biasa-biasa saja. Dalam mimpinya suatu malam Jimmy didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah maklumat berisi hanya satu kata ‘BAPTIS’. Setelah menceritakan kepada saudaranya, saudaranya itu memberikan masukan “baptis berarti kamu mesti bertobat!”. Sambil tetap menjalani pengobatan, kondisi Olivia mengantar papa dan mamanya lebih rajin dalam berdoa dan mengikuti persekutuan. Mereka lebih berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Mereka bertumbuh dalam iman di tengah penyakit yang diderita Olivia.
Di sela-sela kesibukan mengurusi pengobatan Olivia, Allah mendatangkan penghibur di keluarga ini. Seorang anak pemberian Tuhan hadir di tengah mereka. Sang adik kecil itu kemudian diberi nama Yohanes Natanael. Setidaknya ini adalah suatu penghiburan di tengah kesedihan mereka.
Olivia sempat menjalani dua kali kemotherapy yang membuat kondisi fisiknya drop. Saat ia drop dan trombosit dalam tubuhnya turun, sang papa dan pamannya dengan kondisi was-was musti siap mengantri sepanjang hari untuk mendapatkan bantuan darah di PMI. Demikian sepanjang hidupnya Olivia menjalani pengobatan. Biasanya setelah therapy ia mengalami kerontokan rambut hingga botak sama sekali. Dengan fisik yang demikian Olivia tidak pernah merasa rendah diri. Ia tetap menjadi anak yang periang. Bahkan di sekolah ia termasuk salah satu murid yang memiliki prestasi yang cemerlang. Seluruh keluarga besar sangat menyayangi dan memberi perhatian penuh kepadanya. Saat ilmu kedokteran sudah angkat tangan dan hanya memberikan harapan kosong atas kesembuhannya, seluruh keluarga tidak berputus asa. Berbagai pengobatan alternatif dijalani. Pantangan-pantangan makanan selalu dituruti oleh gadis kecil ini. Obat-obatan dari berbagai bentuk dan rasa yang sungguh merusak indra pengecapan juga dilahap dengan pasrah.

Membawa kepada Kristus

Dalam kondisi demikian, Oliv kecil sungguh bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap pagi saat jam dinding baru menunjukkan pukul 04.00, bagai jam weker Olivia membangunkan orangtuanya untuk mengajak doa pagi. Ketika melihat papanya bersedih hati, Olivia selalu berujar “Smile”. Dengan polosnya Olivia berujar dan mengajarkan papanya “Dalam masalah apa pun kita harus selalu smile.” Imannya kepada Yesus itu membuat ia boleh dibilang tak pernah mengeluh soal penyakit yang dideritanya. Ia bahkan tak pernah menangis karena penyakit itu.
Iman Olivia ini menghantarkan sang kakek, nenek, om, tante yang belum mengenal Kristus menjadi orang-orang percaya. Ketegaran Olivia membuat mereka semua merasakan bahwa Yesus sungguh ada bersama Olivia. Hal itu pula yang kemudian mendorong keluarga besarnya semakin berpasrah pada Yesus. Bahkan mereka kemudian terjun aktif dalam kegiatan rohani di lingkungannya. Sungguh inilah karya besar yang ditinggalkannya.
Bulan-bulan terakhir menjelang ajalnya ia menunjukkan kasihnya yang luar biasa kepada keluarganya, terutama kepada adik kecilnya. Ia berujar kepada sang mama “Kan Oliv mau jadi peri yang baik hati”. Natal dan malam Tahun Baru 31 Desember 2008, meskipun menahan sakit kepala yang belakangan selalu menyerangnya, ia berusaha tetap ceria. Saat acara tukar kado bersama jemaat Gereja, ia juga masih selalu bercanda dengan semua orang. Beberapa hari kemudian, 4 Januari 2009, saat sakit kepala yang semakin parah dan disertai dengan muntah-muntah, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Semakin lama kondisi fisiknya semakin parah. Tubuhnya bahkan sudah sulit untuk menerima asupan makanan. Hal yang ditakutkan pun terjadi. Hasil MRI menunjukkan sel kanker yang sudah membutakan mata kirinya telah menjalar sampai ke otak bahkan ke seluruh tubuhnya.

“Terimakasih Tuhan Yesus”
Setiap hari ia hanya bisa terbaring lemas dan tertidur. Saat ia terbangun, kesakitan yang sungguh luar biasa dialaminya. Ia hanya bisa berteriak, “Aduh sakit, sakit sekali Tuhan…”. Sang mama yang tidak kuat melihat penderitaan putrinya mengatakan, “Kalau sakit sekali, menangis saja Oliv,” tapi anak ini sungguh kuat. Dia tidak pernah mau menangisi kesakitannya. Orang tuanya kembali dikuatkan dan diajarkan untuk tetap tegar dalam segala masalah, walaupun itu tidak mengenakkan. Kesakitannya semakin memuncak, bahkan obat penahan sakit yang diberikan dokter sudah tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Dua malam menjelang ajalnya, Oliv yang bulan Juli mendatang genap berumur 10 tahun berdoa penuh iman. “Terima kasih Tuhan atas kasih karuniaMu, Oliv percaya Oliv sudah sembuh, Oliv sudah dipulihkan. Tidak ada satu penyakit apa pun di badan Oliv, dari ujung rambut sampai ujung kaki Oliv, karena sudah Engkau tebus di kayu salib. Tuhan berkati Oliv, Tuhan ampuni semua dosa Oliv, terima kasih Tuhan, Haleluya, Amin...” Sebuah doa yang sungguh indah dan penuh makna. Doa seorang anak yang sungguh mencintai dan mengimani Yesus.
Saat malam terakhir ia bahkan sempat meminta sang papa yang memang sangat dekat dengannya untuk memeluk, menurunkannya dari ranjang pasien dan memangkunya. Dia meminta kepada semua orang dan keluarga yang mengunjunginya untuk senantiasa berdoa dan mendoakannya sepanjang malam itu. Detik-detik maut semakin mendekatinya. Dalam kesakitan yang sudah tidak tertahan, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya “Sakit sekali ya Tuhan, Oliv sudah tidak tahan lagi…” kemudian kepalanya jatuh terkulai sambil berucap “Trima kasih Tuhan Yesus” . Kemudian ia sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya mulai kejang-kejang. Saat sang papa membisikkan ke telinganya “Papa merelakan Oliv pergi, karena papa percaya di surga penuh damai sejahtera dari pada di dunia dengan menanggung penderitaan. Saat Oliv bertemu dengan Yesus dan Yesus ingin memegang tangan Oliv, segeralah sambut tangan-Nya. Selamat jalan Oliv kami semua merelakan Oliv.” Dalam kondisi yang sudah ‘koma’ Olivia meneteskan airmata.
Sesaat setelah itu, bergantian istri pendeta memegang tangan Oliv sambil membisikkan di telinganya, “Kalau Oliv sudah bertemu Tuhan Yesus, Oliv genggam kencang tangan tante yah.." Dalam keadaan ‘koma’ itu ia benar2 menggenggam tangan itu dan tak lama kemudian Oliv kecil pun pergi untuk selamanya dengan perlahan, tenang dan damai. Dua belas Januari 2009, pukul 15.45.

Tugasnya sudah selesai

Kedua orang tuanya tentu sedih dengan kepergiannya. Tapi mereka mengimani bahwa Olivia sudah bahagia di surga selamanya. Mereka berusaha menahan tetesan airmata dan merelakan kepergiannya. Mereka berusaha meneladani apa yang selalu dikatakan Olivia selama hidupnya, bahwa “Segala sesuatu ada waktunya; selalu tersenyumlah dalam segala hal; tetap kuat dan tegar dalam pergumulan; berserah dirilah kepada Tuhan Yesus, karena Dia akan memberikan jalan terbaik dan selalu mengasihi kita”.
Jasadnya sudah terbaring kaku, tapi ia terlihat seperti hanya tertidur. Semua pelayat yang melihat, memuji Olivia bagaikan peri kecil cantik yang tertidur pulas. Wajah dan kulitnya putih bersih. Bibir kecilnya menyunggingkan senyum kecil bahagia. Salah satu mata yang tadinya agak cekung karena sel kanker sudah menggerogoti dan membutakan mata kirinya bahkan terlihat normal kembali. Ia benar-benar seperti tertidur. Semua mengimani, saat ajal menjemputnya Tuhan terlebih dahulu memulihkan fisiknya. Keluarga besarnya juga mengimani bahwa Olivia adalah penolong yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga mereka. Melalui sakit yang dideritanya satu persatu anggota keluarga besarnya bertobat dan menerima Kristus. Tugas malaikat kecil ini sudah selesai, maka ia kembali dipanggil Bapa ke surga.
Bahkan saat pemakamannya, di tengah-tengah cuaca yang sepanjang hari dipenuhi hujan deras, ketika kebaktian pamakaman dimulai, dan ketika sang pemimpin Ibadat menyerukan “Semoga prosesi pemakaman ini diliputi dengan cuaca cerah… Tuhan, walaupun kami tidak dapat melihat dengan mata kami tapi kami yakin Tuhan hadir di tempat ini,” detik itu juga, gemuruh guntur berbunyi seakan langit menjawab. Dan hujan yang sepanjang hari menyelimuti bumi, seketika berhenti. Semua yang menghantar ke pemakaman ini dengan tertegun berujar dalam hati, “Sungguh ia benar-benar dikasihi Tuhan”.
Segalanya berjalan lancar, kepergian sang malaikat kecil bahkan didoakan dan dihantar oleh beratus-ratus pelayat. Walaupun Olivia sudah tidak ada di dunia, tapi karyanya dalam dunia sungguh selalu akan dikenang. Karena bukan diukur dari berapa lama kita tinggal di dunia, tetapi seberapa berartinya hidup yang kita jalani.
Selamat jalan Olivia, doa kami menyertaimu selalu. Dan kami percaya, engkau juga senantiasa mendoakan kami dari sana. (sanz)

(*) Source : Email ( from Jane Evelyn) (*)

Maksud, Tujuan dan Alasan

Adapun maksud, tujuan dan alasan kenapa Blog ini di buat adalah..

:-?Uhmm..sebetulnya cuma mau bikin sesuatu buat di kenang aja.. at least kenang-kenangan dari saya jez in case suatu hari saya resign atau uhhhh di terminate **gara-gara bikin Blog ini** ^kidding^ :D jadi saya masih bisa keep in touch with all of my beloved friends here..

Teman-teman bisa saling menyapa or bahasa kitanya Roempi di "Ruang Roempi" ..sering-sering di tengok yah..anggap aja itu ruang pantry kita yang kedua wekekekkekekee..

Bukan cuma itu, teman-teman juga bisa ikut berpatisipasi as a contributor. Mkasudnya, kalau ada artikel-artikel or photo, etc yang mau di posting di sini, feel free to submit it to me anytime at
bettysimamora@yahoo.com. Yukss..kan bisa saling sharing informasi and berita or else gitchuu..
Sebisa mungkin langsung di update, kalau lagi nganggur:P

Selain itu, ini kantor udah seperti rumah kedua buat sayaaa.. ^sedikit lebay^ karena seumur-umur kerja di Jakarta, di sinilah saya paling lama mendudukin kursi kebesaran saya..**dari pertama masuk sampai detik ini sampai laporan ini di posting belum pernah pindah tempat** yeahhhh lucky me ..:D/

And after more than 5 years **fiuhh** #:-Ssudah begitu banyak hal-hal indah as well as buruk of course :p yang saya alama di sini bersama mereka.. Terlalu banyak deh kesannya....

Team yang seru, solid, kompak... Suka dilalui bersama duka dilalui sendiri-sendiri **lhoo?!**

Untuk alasan itulah, saya pengen banget mendokumentasikan or me record **halaah bahasanya** setiap event di blog ini.. lumayan buat di liatin di baca anak cucu kita di masa mendatang qiqiiqiiqiqiii... Apa aja siyh? ya kita liat nanti ya.. as you see on every posts..

Dan alasan terakhir.. I like blogging so much hahhaa... Dengan ngeblog sumhow..saya jadi tau banyak hal.. dari sama sekali gak tau jadi tau or bahkan bisa do it by myself.. Ngeblog buat saya merupakan satu wadah buat menumpahkan segala aspirasi dengan sebebas-bebasnya.. hehehehe.. dan juga karena saya hobby banget mendokumentasikan sesuatu.

Makanya, sayang banget deh rasanya kalo momen-momen seru di sini gak di dokumentasikan.

So, here it is.. jadilah
Tieses-Team ini di launching.. **=

Kalau ada saran or kritik tolong jangan sungkan di sampaikan yaah..feel free to advise kalau ada postingan-postingan yang gak berkenan or bersifat sensitif..



Brgds,